SENIN, 09 SEPTEMBER 2013 | 19:31 WIB
Harga Kedelai Naik, Tahu Kediri di Ujung Tanduk
Pekerja membuat tahu di sentra industri tahu tempe Ciuntu, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/5). Harga kedelai melonjak ke kisaran Rp 7.000 per kg dari semula sekitar Rp 6.000. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Kediri - Mahalnya harga kedelai menghantam industri tahu yang menjadi produk unggulan di Kediri, Jawa Timur. Langkah para pedagang yang menaikkan harga jual tahu memicu anjloknya omzet penjualan mereka hingga 50 persen.
Ketua Asosiasi Perajin Tahu Kediri Rudi Setijo mengatakan situasi usaha para perajin tahu saat ini seperti di ujung tanduk. Mereka dihadapkan pada pilihan sulit untuk mempertahankan usaha atau memberhentikan sementara proses produksi. "Kondisi pasar sekarang sedang lesu," kata Rudi, Senin 9 September 2013.
Menurut dia, terdapat 148 perajin di Kota Kediri yang setiap hari memproduksi tahu kuning dan putih. Dengan jumlah perajin sebesar itu, kebutuhan kedelai setiap hari yang masuk di Kediri mencapai 11.160 ton. Kebutuhan terbesar berasal dari industri tahu bermerek yang banyak tersebar di Kediri.
Naiknya harga kedelai akhir-akhir ini membuat para produsen menaikkan harga jual tahu. Jika sebelumnya harga tahu putih dipatok Rp 2.000 per potong, saat ini sudah menjadi Rp 2.200 per potong. Meski cukup kecil, kenaikan ini cukup memicu reaksi dari konsumen. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengurangi belanja tahu hingga membuat omzet penjualan tahu di Kediri anjlok hingga 50 persen.
Selain menaikkan harga jual, para pedagang juga mensiasati naiknya bahan baku dengan mengurangi ukuran tahu. Langkah ini dianggap lebih tepat dibanding mengurangi komposisi kedelai yang berdampak pada penurunan kualitas produk.
Krisis ini pula yang membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri pagi tadi melakukan inspeksi ke sejumlah sentra produksi tahu. Petugas memeriksa pasokan kedelai dan daya jangkau produsen untuk membelinya agar tidak mengancam kelangsungan produksi. Sebab komoditas tahu telah menjadi produk unggulan masyarakat Kediri dan melibatkan banyak tenaga kerja manusia. "Isu mahalnya kedelai membuat kami was-was," kata Yetty, Kepala Disperindag Kota Kediri saat mengunjungi salah satu produsen tahu di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren.
Menurut pantauan pemerintah, kenaikan harga kedelai saat ini masih dalam batas jangkauan para produsen. Yetty mengakui jika lonjakan harga kedelai ini sangat besar. Jika sebelum lebaran harga kedelai masih berkisar Rp 7.500 per kilogram, saat ini sudah mencapai Rp 9.000 - 9.200 per kilogram. Akibat situasi ini beberapa produsn ada yang menghentikan sementara kegiatan usaha mereka guna mengurangi kerugian.
Ketua Asosiasi Perajin Tahu Kediri Rudi Setijo mengatakan situasi usaha para perajin tahu saat ini seperti di ujung tanduk. Mereka dihadapkan pada pilihan sulit untuk mempertahankan usaha atau memberhentikan sementara proses produksi. "Kondisi pasar sekarang sedang lesu," kata Rudi, Senin 9 September 2013.
Menurut dia, terdapat 148 perajin di Kota Kediri yang setiap hari memproduksi tahu kuning dan putih. Dengan jumlah perajin sebesar itu, kebutuhan kedelai setiap hari yang masuk di Kediri mencapai 11.160 ton. Kebutuhan terbesar berasal dari industri tahu bermerek yang banyak tersebar di Kediri.
Naiknya harga kedelai akhir-akhir ini membuat para produsen menaikkan harga jual tahu. Jika sebelumnya harga tahu putih dipatok Rp 2.000 per potong, saat ini sudah menjadi Rp 2.200 per potong. Meski cukup kecil, kenaikan ini cukup memicu reaksi dari konsumen. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengurangi belanja tahu hingga membuat omzet penjualan tahu di Kediri anjlok hingga 50 persen.
Selain menaikkan harga jual, para pedagang juga mensiasati naiknya bahan baku dengan mengurangi ukuran tahu. Langkah ini dianggap lebih tepat dibanding mengurangi komposisi kedelai yang berdampak pada penurunan kualitas produk.
Krisis ini pula yang membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri pagi tadi melakukan inspeksi ke sejumlah sentra produksi tahu. Petugas memeriksa pasokan kedelai dan daya jangkau produsen untuk membelinya agar tidak mengancam kelangsungan produksi. Sebab komoditas tahu telah menjadi produk unggulan masyarakat Kediri dan melibatkan banyak tenaga kerja manusia. "Isu mahalnya kedelai membuat kami was-was," kata Yetty, Kepala Disperindag Kota Kediri saat mengunjungi salah satu produsen tahu di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren.
Menurut pantauan pemerintah, kenaikan harga kedelai saat ini masih dalam batas jangkauan para produsen. Yetty mengakui jika lonjakan harga kedelai ini sangat besar. Jika sebelum lebaran harga kedelai masih berkisar Rp 7.500 per kilogram, saat ini sudah mencapai Rp 9.000 - 9.200 per kilogram. Akibat situasi ini beberapa produsn ada yang menghentikan sementara kegiatan usaha mereka guna mengurangi kerugian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar